Tugas Sertifikasi II

By :
1.
ENGLISH EDUCATION STUDY
PROGRAM
FACULTY OF TEACHER
TRAINING AND EDUCATION
AHMAD DAHLAN UNIVERSITY
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Semangat MUHAMMADIYAH
senantiasa mengilhami setiap organisasi otonom di lingkungan Muhammadiyah.
Demikian pula halnya dengan Pemuda Muhammadiyah, yang lahir dengan semangat
yang sama dengan berdirinya Muhammadiyah, yaitu semangat untuk membangun
generasi yang tangguh untuk masa mendatang. Sebagai salah satu organisasi
otonom tertua di lingkungan Muhammadiyah (berdiri 2 Mei 1932),Pemuda
Muhammadiyah hadir sebagai pelopor, pelangsung, dan penyempurna perjuangan
Muhammadiyah.
Organisasi Otonom Muhammadiyah ialah
organisasi atau badan yang dibentuk oleh Persyarikatan Muhammadiyah yang dengan
bimbingan dan pengawasan, diberi hak dan kewajiban untuk mengatur rumah tangga
sendiri, membina warga Persyarikatan Muhammadiyah tertentu dan dalam
bidang-bidang tertentu pula dalam rangka mencapai maksud dan tujuan
Persyarikatan Muhammadiyah.
Rumusan masalah :
1.
Bagaimana sejarah dan struktur organisasi pemuda
muhammadiyah cabang Umbulharjo?
2.
Apa saja kegiatan pemuda muhammadiyah yang ada di cabang?
3.
Apa saja masalah yang dihadapi oleh pemuda muhammadiyah
yang ada di cabang Umbulharjo?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah dan struktur Organisasi
Awal berdirinya Pemuda Muhammadiyah secara kronologis dapat
dikaitkan denga keberadaan Siswo Proyo Priyo (SPP), suatu gerakan yang sejak
awal diharapkan K.H. Ahmad Dahlan dapat melakukan kegiatan pembinaan terhadap remaja/pemuda
Islam. Dalam perkembangannya SPP mengalami kemajuan yang pesat, hingga pada
Konggres Muhammadiyah ke-21 di Makasar pada tahun 1932 diputuskan berdirinya
Muhammadiyah Bagian Pemuda, yang merupakan bagian dari organisasi dalam
Muhammadiyah yang secara khusus mengasuh dan mendidik para pemuda keluarga
Muhammadiyah. Keputusan Muhammadiyah tersebut mendapat sambutan luar biasa dari
kalangan pemuda keluarga Muhammadiyah, sehingga dalam waktu relatif singkat
Muhammadiyah Bagian Pemuda telah terbentuk di hampir semua ranting dan cabang
Muhammadiyah. Dengan demikian pembinaan Pemuda Muhammadiyah menjadi tanggung
jawab pimpinan Muhammadiyah di masing-masing level. Misalnya, di tingkat
Pimpinan Pusat Muhammadiyah tanggung jawab mengasuh, mendidik dan membimbing
Pemuda Muhammadiyah diserahkan kepada Majelis Pemuda, yaitu lembaga yang
menjadi kepanjangan tangan dan pembantu Pimpinan Pusat yang memimpin gerakan
pemuda. Selanjutnya dengan persetujuan Majelis Tanwir, Muhammadiyah Bagian
Pemuda dijadikan suatu ortom yang mempunyai kewenangan mengurusi rumah tangga
organisasinya sendiri. Akhirnya pada 26 Dzulhijjah 1350 H bertepatan dengan 2
Mei 1932 secara resmi Pemuda Muhammadiyah berdiri sebagai ortom. Pemuda
Muhammaduyah Umbulharjo didirikan pada tahun 1963
Struktur
personalia PCM Umbulharjo Periode 2010-2015
SUSUNANAN PERSONALIA PIMPINAN CABANG
MUHAMMADIYAH UMBULHARJO YOGYAKARTA PERIODE 2010-2015
PENASEHAT
H. H. Hatta Usman, BA
Ir. Ahmad Masyhadi,MSi
Drs. Wahid Heryono
PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH UMBULHARJO
Ketua : Abdul Latief Bedhowi,
S.Ag.
Wakil Ketua 1 : Mursih Haryono, B.A.
Wakil Ketua 2 :
Drs. H. Rochmat,M.Pd
Wakil Ketua 3 :
Kusmanto,S.Ag.
Wakil Ketua 4 :
S. Giyok Sutanto
Wakil Ketua 5 :
Drs. H. Danuswanto
Sekretaris : Muhammad Suryawan
Wakil Sekretaris : Febrianto Ahmad Fauzi, S.P.,M.Si.
Bendahara : Drs. H. Muhammad Wardhani
B. Kegiatan Pemuda Muhammadiyah
Unsur pembantu Pimpinan :
a.
Majelis tabligh :
Berdasarkan garis besar program, Majelis ini
mempunyai tugas pokok untuk:
ü Meningkatkan
kuantitas dan kualitas dakwah dalam segala dimensi kehidupan sesuai dengan
prinsip gerakan Muhammadiyah.
ü Meningkatkan
mutu dan kompetensi mubaligh Muhammadiyah.
ü Memperluas
jangkauan dakwah agar mampu menyentuh berbagai level dan jenis kelompok
masyarakat.
ü Mengembangkan
dan menerapkan dakwah multimedia baik media lokal, maupun media dengan muatan
teknologi baru.
ü Melakukan
evaluasi dan memperbaiki konsep dan implementasi proyek-proyek dakwah
Muhammadiyah, seperti dakwah jamaah, dakwah kultural dan sebagainya, agar
kembali berjalan secara efektif.
ü Mengembangkan
metode dan praktek pembinaan kehidupan Islami dalam masyarakat.
b.
Majelis Pendidikan dasar :
Visi dan Misi Majelis Pendidikan dasar :
Visi:
Tertatanya manajemen dan jaringan
pendidikan yang efektif sebagai gerakan Islam yang maju, profesional dan modern
serta untuk meletakkan landasan yang kokoh bagi peningkatan kualitas pendidikan
Muhammadiyah.
Misi:
1. Menegakkan
keyakinan Tauhid yang murni;
2. Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah;
3. Mewujudkan amal Islami dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat;
4. Menjadikan lembaga pendidikan Muhammadiyah sebagai pusat pendidikan, dakwah dan pengkaderan.
2. Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah;
3. Mewujudkan amal Islami dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat;
4. Menjadikan lembaga pendidikan Muhammadiyah sebagai pusat pendidikan, dakwah dan pengkaderan.
Sebagai pelaksanaan dari garis besar
program bidang pendidikan, maka bersama-sama dengan Majelis Pendidikan Tinggi,
Majelis Dikdasmen memiliki tugas untuk:
1) Membangun
cetak biru (blue print) pendidikan Muhammadiyah untuk menjawab ketertinggalan
pendidikan Muhammadiyah selama ini, dan sebagai langkah antisipasi bagi masa
depan pendidikan yang lebih kompleks.
2) Menegaskan
posisi dan implementasi nilai Islam, Kemuhammadiyahan, dan kaderisasi dalam
seluruh sistem pendidikan Muhammadiyah.
3) Mempercepat
proses pengembangan institusi pendidikan Muhammadiyah sebagai pusat keunggulan
dengan menyusun standar mutu.
4) Menjadikan
mutu sebagai tujuan utama bagi seluruh usaha pengembangan amal usaha pendidikan
Muhammadiyah.
5)
Mengintegrasikan pengembangan amal usaha pendidikan Muhammadiyah dengan program
pengembangan masyarakat.
6) Menyusun
sistem pendidikan Muhammadiyah yang berbasis Al-Qur’an dan Sunnah.
Visi dan rencana
majelis pendidikan kader
Visi :
Tertatanya manajemen Majelis dan jaringan
agar mampu dan efektif untuk menjadi badan pembantu pimpinan yang maju, profesional,
dan modern, serta untuk meletakkan landasan yang kokoh bagi peningkatan
kualitas Majelis dan program perkaderan.
Rencana
Membangun kekuatan dan kualitas pelaku
gerakan serta peran dan ideologi gerakan Muhammadiyah dengan mengoptimalkan
sistem kaderisasi yang menyeluruh dan berorientasi ke masa depan.
Berdasarkan garis besar program, MPK memiliki
tugas-tugas antara lain sebagai berikut:
1) Meningkatkan
kualitas perkaderan dalam segala aspek, meliputi materi, pengelolaan, metode,
strategi, dan orientasi perkaderan agar lebih relevan dan kompatibel dengan
kepentingan dan kebutuhan para kader.
2) Meningkatkan
kompetensi kader yang meliputi kompetensi akademis dan intelektual, kompetensi
keberagamaan, dan kompetensi sosial-kemanusiaan guna menghadapi tantangan
organisasi masa depan.
3) Melaksanakan
transformasi kader secara terarah dan kontinyu guna memberi peluang bagi kader
dalam mengaktualisasikan potensi dan kompetensinya di Muhammadiyah, serta
memperluas akses ke berbagai bidang dan profesi di luar Persyarikatan.
4) Melakukan
pemberdayaan AMM yang terdiri dari tiga unsur, yaitu anggota
organisasi-organisasi otonom angkatan muda Muhammadiyah, anggota keluarga warga
Muhammadiyah dan pelajar / mahasiswa serta lulusan lembaga pendidikan
Muhammadiyah.
Visi:
Terciptanya kehidupan sosial ekonomi umat yang berkualitas
sebagai benteng atas problem kemiskinan, keterbelakangan dan kebodohan pada
masyarakat bawah.
Misi:
1. Mengupayakan pembangunan ekonomi rakyat
Indonesia khususnya keluarga besar Muhammadiyah;
2. Mengurangi problem kemiskinan, keterbelakangan dan kebodohan pada masyarakat melalui peningkatankehidupan sosial ekonomi ummat yang berkualitas;
3. Menjadi pelopor, motivator dan atau katalisator pembaharuan/perubahan pembangunan ekonomi rakyat Indonesia berdasarkan nilai-nilai Islam.
2. Mengurangi problem kemiskinan, keterbelakangan dan kebodohan pada masyarakat melalui peningkatankehidupan sosial ekonomi ummat yang berkualitas;
3. Menjadi pelopor, motivator dan atau katalisator pembaharuan/perubahan pembangunan ekonomi rakyat Indonesia berdasarkan nilai-nilai Islam.
Berdasarkan garis besar program, Majelis ini mempunyai
tugas pokok antara lain:
1) Menciptakan cetak biru (blue
print) pengembangan ekonomi sebagai usaha untuk mengevaluasi dan merancang
program pemberdayaan ekonomi ummat yang efektif.
2) Mengembangkan model
pemberdayaan ekonomi yang didasarkan atas kekuatan sendiri sebagai wujud
cita-cita kemandirian ekonomi ummat.
3) Menegaskan keberpihakan
Muhammadiyah terhadap usaha-usaha ekonomi dalam membangun kekuatan masyarakat
kecil (akar rumput) yang dhu’afa dan mustadh’afin melalui kegiatan-kegiatan
ekonomi alternatif.
4) Mengupayakan
terlaksananya ekonomi syariah yang lebih kuat, terorganisasi dan tersistem.
Berdasarkan garis besar program, Majelis ini
mempunyai tugas pokok antara lain:
1) Peningkatan
pengelolaan ZIS (Zakat, Infaq, dan Shadaqah) dan akuntabilitasnya sehingga
menjadi penyangga kekuatan gerakan pemberdayaan umat.
2) Peningkatan
mutu pengelolaan wakaf dan perkuasan gerakan sertifikasi tanah-tanah wakaf di
lingkungan Persyarikatan.
3) Pengembangan
bentuk wakaf dalam bentuk wakaf tunai dan wakaf produktif.
f. Majelis Pustaka dan Informatika
Berdasarkan garis besar program, majelis ini
mempunyai tugas pokok antara lain:
a.
Mengoptimalkan pemanfaatan multimedia dan teknologi informasi untuk menopang
aktivitas Persyarikatan meliputi media elektronik, dalam hal ini radio dan
televisi, media internet dan mobile devices, media cetak, dan lain-lain.
b. Meningkatkan
pengelolaan dan pelayanan perpustakaan yang berfungsi untuk pengembangan pengetahuan
dan informasi warga Persyarikatan dan masyarakat luas.
c.
Melaksanakan pelatihan pustakawan dan public relations dalam menunjang
pelayanan dan fungsi-fungsi tugas Persyarikatan.
d. Meningkatkan
pelayanan publikasi baik yang bersifat cetak maupun elektronik sebagai bagian
penting dalam pengembangan syi’ar Persyarikatan.
c. Masalah organisasi Pemuda Muhammadiyah
Dari hasil wawancara kelompok kami, dalam
mencari narasumber mengalami kesulitan
dikarena minimnya waktu dan banyaknya aktifitas para anggota Pemuda
Muhammadiyah yang lebih memprioritaskan kegiatan individu, sehingga untuk
menjalankan organisasi ini mengalami kendala, dan pada akhirnya organisasi ini
seperti tidak berjalan dan tidak terprogram dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar